Jumat, 18 Maret 2011

Ratusan Warga Gelar Sidang Rakyat

Evaluasi Pembangunan Abdya
* Bupati Dituding Mainkan Peran Ganda
Fri, Feb 4th 2011, 08:28

BLANGPIDIE – Suhu politik di Kabupaten Aceh Barat Daya kian memanas. Buktinya, Kamis (3/2) kemarin, ratusan masyarakat menghadiri sidang rakyat yang diberinama ‘Sidang Gabungan Peduli dan Penyelamat Abdya’ (SIGAPP) di Arena Motel, Blangpidie.

Acara yang dikemas dalam bentuk sidang rakyat itu sendiri bertujuan untuk menyerap seluruh aspirasi dari masyarakat, menginventarisir dan evaluasi masalah pembangunan dan memberikan rekomendasi kepada pihak terkait guna perbaikan dan peningkatan harkat dan martabat Abdya ke depan.

Dalam acara yang dihadiri elemen masyarakat baik yang berasal dari dalam daerah maupun luar daerah itu, mencuat isu bahwa pembangunan di Abdya selama kepemimpinan Bupati Akmal Ibrahim SH, terkesan jalan di tempat dan tak tercapai target sasaran membangunan sebagaimana yang diharapkan.

Hal itu dibuktikan dari sekian banyak program yang dicanangkan Bupati Akmal Ibrahim tidak satupun berjalan maksimal sesuai dengan harapan masyarakat Aceh Barat Daya. “Dalam menjalankan roda pemerintahan di Abdya, Bupati Akmal Ibrahim telah memainkan peran ganda yang teramat rapi, peran pertama yang dimainkannya itu dalah penerapan manajemen ‘Mencoba dan gagal’ dalam setiap kebijakan yang diambil. Sehingga terjadi ketimpangan-ketimpangan pembangunan begitu nyata yang bermuara kepada terbengkalainya usaha-usaha kesejahteraan masyarakat,”papar Sarifuddin S.Sos salah seorang warga Abdya dalam forum diskusi terbuka itu.

Peran kedua, tambahnya, adalah peran hipokrit (kepura-puraan) dalam aspek kata dan laku yang tidak sejalan yang sampai hari ini masih diperankan oleh Akmal Ibrahim. Sehingga dalam perannya sebagai Bupati sering kontradiktif dan memunculkan kontroversi yang meresahkan masyarakat. “Dengan sikap dan peran seperti itu, maka kita menilai Akmal Ibrahim telah melakukan pembohongan publik,” paparnya.

Sementara itu, mantan ketua pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, H RS Asmadi SmHK dalam sambutannya pada sidang itu memaparkan kepiluan yang mendalam terhadap kondisi pembangunan di Abdya saat ini. Dimana para pegelola dan pengambil kebijakan di Abdya saat ini terpecah belah dan tidak lagi seperti “Breuh Sigupai” yang bisa dikepal dalam semangat senasib sepenanggungan lalu bangkit wujudkan perubahan nyata untuk Abdya.

“Yang terjadi saat ini adalah penggeseran tata nilai interpersonal yang berefek luas, yang seharusnya tercipta hubugan kemitraan menjadi hubungan perseteruan. Jika kapten kapal tidak sepakat lagi dengan pemegang kompas alamat kapal bisa karam, dan yang banyak korban adalah penumpangnya,” katanya memberi tamsilan.(tz)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar