Kamis, 17 Maret 2011

Gagal Panen di Abdya Hanya 2 Persen

Tue, Feb 1st 2011, 09:22

BLANGPIDIE - Tingkat keberhasilan panen padi di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) tahun 2010 mencapai 98 persen. Dari total luas lahan penanaman 27.306 hektare, luas panen mencapai 26.460 hektare. Dengan rata-rata produksi per hektarenya 6,3 ton, maka total produksi yang dicapai sebanyak 166.569 ton.

“Sementara yang 2 persennya gagal panen, yang disebabkan banjir dan serangan hama,” kata Kadis Pertanian dan Perternakan Abdya, H Zainuddin SP kepada Serambi, Minggu (30/1).

Produksi yang dicapai tersebut meningkat bila dibandingkan tahun 2009 kemarin, yang sekitar 85.910 ton GKP dengan luas aeal panen 14.460 hektare.

Di lain pihak, Kepala Kantor Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPPKP) Abdya, Yuswazir SP, secara terpisah menjelaskan kalau aliran gabah ke luar daerah sulit dibendung, karena harga yang ditawarkan lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah.

Hasil pantauan Yuswazir, pada awal panen raya bulan November 2010 lalu, harga gabah masih berkisar Rp 3.000 sampai Rp 3.200/kg. Lalu terus menanjak secara signifikan dan sampai akhir Januari 2011 ini harga gabah berkisar antara Rp 4.500 sampai Rp 4.800/kg. “Ini tingkat harga yang belum pernah dinikmati petani selama puluhan tahun terakhir,” ujarnya.

Meski diakui banyak gabah yang mengalir ke luar, namun di tingkat petani stok masih mencukupi. “Saya sudah cek langsung ke beberapa petani, mereka tidak menjual habis gabahnya,” ucap Yuswazir.

Menurut keterangan salah seorang pemilik kilang padi UD Laris, Lisman, aliran gabah keluar yang terjadi selama ini masih dalam batas wajar, sekitar 20 persen. Dia juga mengaku masih memiliki stok gabah sebanyak 300 ton.

Sementara untuk tahun 2011 ini, Pemkab Abdya menargetkan luas areal penanaman (gadu dan rendeng) mencapai 30.000 hektare. Termasuk menggarap lahan-lahan yang selama ini telantar, melalui program khusus pengembangan kawasan tertinggal.

Bedasarkan hasil rapat Bupati Abdya dengan keujruen, camat, PPL, serta unsur kait lainnya, disepakti bahwa kegiatan turun ke sawah dimulai pada Januari 2011 dan proses penanaman dilaksanakan April-Maret mendatang. Sedangkan penanaman kedua dilaksanakan Oktober-November 2011 mendatang.

Varietas yang dikembangkan adalah jenis Cigelis yang telah terbukti cukup behasil, disamping jenis impari. Sedangkan pasang surut dikembangkan varietas yang tahan kering, seperti impara dan gogo. Benih padi yang dikembangkan akan dibantu oleh pemerintah, baik sumber dana APBK maupun APBA 2011.(nun)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar