Minggu, 06 Maret 2011

Puluhan Ha Cokelat di Abdya Terserang Hama

* Dinas Nyatakan tidak Ada Dana untuk Obat
Tue, Jan 25th 2011, 09:01

BLANGPIDIE - Puluhan hektare tanaman cokelat milik petani di Kecamatan Kuala Batee dan Babahrot, Aceh Barat Daya (Abdya), dilaporkan terserang hama penyakit busuk buah (PBK) dan kanker batang. Petani mulai resah karena produksi cokelat susut cukup tajam, mencapai 70 persen.

“Sebelumnya, untuk setengah hektare lahan, dalam seminggu saya mampu memperoleh hasil 70 kilogram dengan total per bulan 280 kilogram. Namun akibat diserang hama penyakit busuk buah dan kanker batang, hasilnya susut mencapai 70 persen,” ungkap Mukim Padang Sikabu, Arabi AB, kepada Serambi, Senin (24/1).

Serangan dua penyakit tersebut dikatakan telah berlangsung sejak setahun lalu dan sampai sekarang belum tertangani dengan baik. Pestisida seperti vivano dan beta juga tidak mampu memusnahkan hama dengan tuntas. “Ciri-ciri tanaman yang terserang penyakit busuk buah ini adalah adanya bintik hitam pada buah cokelat. Buah tersebut tidak bisa besar,” sebut Arabi.

Hal senada juga diakui oleh Kepala Dusun Kampung Tengah, Kecamatan Kuala Batee, Samsir, dan Sekretaris Desa (Sekdes) Alue Jerja, Kecamatan Babahrot, Anwan. Menurut mereka, penyakit yang menyerang tanaman cokelat tersebut sulit dihilangkan, karena hampir seluruh tanaman di dua Kecamatan dimaksud terserang penyakit yang sama.

“Kesulitan kami yakni tidak adanya obat anti penyakit tersebut, sehingga kami hanya melakukan pengobatan yang diberitahukan oleh petani lain,” kata Samsir.

Pemerintah diminta turun tangan mengatasi masalah tersebut, sebab seperti diakui Arabi, cokelat merupakan salah satu komoditas andalan petani setempat. “Saya membangun rumah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari dari hasil cokelat. Namun sekarang terpaksa memenuhi kebutuhan hidup dari hasil tanaman palawija,” ungkap Arabi.

Kepala Dinas Pertanian dan Perternakan Abdya, Zainuddin SP, saat dikonfirmasi menyarankan Serambi untuk menghubungi Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Ir Muslim MSi. Sebab cokelat masuk ke dalam wewenang Dinas Kehutanan dan Perkebunan.

Musli sendiri saat ditanyai secara gamblang menjawab kalau dirinya belum menerima laporan tentang serangan hama cokelat tersebut. Dia juga memastikan bahwa dana bantuan untuk obat-obatan juga tidak tersedia. “Saya belum terima laporan. Bantuan untuk obat-obatan juga tidak tersedia,” pungkasnya.(tz)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar