Senin, 02 Mei 2011

Intensitas Semburan Gas Berapi di Abdya Mulai Menurun

Fri, Mar 18th 2011, 08:38

BLANGPIDIE – Intensitas semburan gas campur api yang keluar dari sebuah lubang berbentuk kawah mini di kilometer 10 lintasan jalan Gampong Ie Mirah, Kecamatan Babahrot menuju Terangon, Kabupaten Gayo Lues, dilaporkan mulai menurun. Kendati demikian, warga asal Terangon, yang baru mengetahui informasi tersebut Kamis (17/3) juga dibuat penasaran dan memilih menyaksikan langsung lokasi semburan gas tersebut

“Pantauan kami sekira pukul 08.00 WIB, intensitas semburan gas campur api masih seperti kemarin, dan banyak warga Terangon turun ke kilometer 10 untuk menyaksikan kejadian yang dinilai langka dan aneh tersebut. Namun sekira pukul 14.30 WIB saya memperoleh informasi dari masyarakat yang memantau perkembangan api dimaksud katanya sudah mulai menurun,” papar T Mahiddin, salah seorang warga Babahrot, kepada Serambi, Kamis (17/3).

T Mahiddin mengaku bahwa sebagian masyarakat setempat meyakini bahwa di lokasi tempat munculnya api itu terdapat kandungan batu bara yang konon menurut informasi yang diterima masyarakat setempat pernah disurvei oleh dinas terkait.

Komandan Koramil (Danramil) Babahrot, Lettu Inf M Musa yang dikonfirmasi Serambi terpisah secara membenarkan bahwa intensitas semburan gas itu mulai menurun. Informasi tersebut diperolehnya dari anggotanya yang turun ke lokasi pagi kemarin.

“Ya benar, anggota kita yang turun ke lokasi tadi pagi juga melaporkan bahwa intensitas semburan api dari lubang berbentuk kawah mini itu mulai menurun. Namun kami tidak bisa memastikan banyak atau tidaknya pengunjung yang datang ke lokasi pascakejadian itu. Sebab anggota kita hanya turun untuk mengecek perkembangannya,” papar Lettu Inf M Musa.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Abdya, Drs Ikhsan kepada Serambi, Rabu (16/3) kemarin, menjelaskan bahwa semburan gas bercampur api yang keluar dari sebuah lubang berbentuk kawah mini itu tidak akan berbahaya dan berdampak terhadap lingkungan sekitardan. Sebab kandungan yang berada lubang tersebut hanyalah kandungan gas Methane yang sifatnya tidak bisa bertahan lama.

“Itu sebuah fenomena alam biasa, kemungkinan kandungan gas methane yang menyembur ke luar sehingga memunculkan api. Biasanya akan terus menurun aktifitasnya seiring kandungan gas yang keluar. Kendati demikian kita akan tunggu perkembangannya selama sepuluh hari, jika api terus membesar maka kita akan menurunkan tim ahli untuk meneliti kandungan apa yang tersimpan di lubang tersebut,” papar Ikhsan.(tz)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar