Jumat, 08 April 2011

Erosi Krueng Suaq Meluas, Ratusan Hektare Sawah Warga Terancam

Tue, Mar 1st 2011, 08:43

Bustami (30) warga Gampong Rambong, Kecamatan Suaq Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) memperlihatkan kondisi abrasi di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Suak yang kian parah. Foto direkam Senin (28/2). SERAMBI/TAUFIK ZAS

BLANGPIDIE - Sepanjang lebih kurang 3.000 meter Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Suaq, di Gampong Lhang, Gampong Rambong dan Gampong Ujong Tanoh, Kecamatan Suaq Setia, Abdya, mengalami pengikisan (erosi) yang cukup parah. Bahkan ratusan hektare areal persawahan dan perkebunan rakyat di tiga gampong itu terancam amblas akibat pengikisan yang semakin meluas.

Masyarakat Gampong Lhang kepada Serambi Senin (28/2) mengaku sangat khawatir dengan kondisi erosi yang kian hari semakin meluas. Karena itu, warga mengharapkan Pemerintah Aceh melalui dinas terkait untuk segera mungkin melakukan normalisasi dan pembangunan tebing pengaman di sepanjang aliran sungai dimaksud. Sebab, jika kondisi itu terus dibiarkan kemungkinan besar mereka akan kehilangan tempat bercocok tanam dan berkebun.

“Erosi di sepanjang DAS Krueng Suaq Setia ini sudah sangat meresahkan. Sebab, areal persawahan dan perkebunan rakyat di sepanjang bantaran sungai tersebut telah menyusut mencapai 5 sampai 10 meter. Kondisi itu terjadi akibat semakin mendangkal dan berlikunya alirasn sungai tersebut, sehingga begitu diterpa banjir bantaran sungai yang tak ada bronjong langsung ambruk,”papar Nek Gam (50), seorang warga yang sedang memasang tebing pengaman sementara dengan menggunakan bambu di areal persawahannya yang berlokasi di pinggir bantaran sungai dimaksud.

Bustami (30) warga Gampong Rambong, ketika mendampingi Serambi meninjau kondisi erosi sungai tersebut, Senin (28/2) menambahkan, erosi itu telah terjadi sejak beberapa tahun lalu, tapi belum ada tindakan dari pemerintah.

Padahal pihaknya bersama perangkat desa setempat sudah beberapa kali mengusulkan program normalisasi aliran sungai dimaksud kepada Pemerintah Aceh. “Kita berharap persoalan ini bisa segera ditanggulangi oleh Pemerintah Aceh, sebab jikapun berharap kepada Pemkab Abdya otomatis persoalan ini tidak akan tertangani dengan baik lantaran Abdya sendiri mengalami defisit anggaran,” paparnya seraya berharap.

Keuchik Gampong Rambong, Barmawi Akfa yang dikonfirmasi Serambi secara terpisah membenarkan bahwa pihaknya sudah dua kali mengusulkan program normalisasi alirasn sungai tersebut ke Pemerintah Aceh melalui dana Otonomi Khusus (Otsus) tahun 2008–2010. Namun hingga kini belum juga ada tindak lanjut. “Padahal dampak dari erosi tersebut bukan saja dirasakan oleh masyarakat Gampong Rambong, namun lahan perkebunan dan areal persawahan masyarakat Gampong Lhang dan Gampong Ujong Tanoh juga ikut terkikis,”katanya.

Dia juga mengakui bahwa Pemerintah Aceh melalui dinas terkait beberapa tahun lalu juga sudah mengecek langsung ke lokasi.”Masyarakat sendiri tidak keberatan jika tanahnya dipakai untuk pelurusan aliran sungai tersebut, namun sekarang tinggal ada ngak kemauan pemerintah untuk merealisasikan harapan masyarakat tersebut,” ujar Keuchik Gampong Rambong.(tz)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar