Jumat, 24 Juni 2011

Ie Mirah Abdya Banjir, Ratusan Warga Mengungsi

Fri, Apr 29th 2011, 09:58

BANDA ACEH - Hujan lebat yang mengguyur Aceh Barat Daya (Abdya) tadi malam, menyebabkan kawasan Gampong Ie Mirah, Kecamatan Babahrot, dilanda banjir dan ratusan rumah penduduk terendam air antara 0,6 hingga 1,5 meter. Akibatnya, ratusan warga setempat sekitar pukul 20.30 WIB tadi malam mengungsi ke masjid setempat, karena takut akan datang air bah seperti kejadian banjir 2002.

Keuchik Gampong Ie Mirah, Jismi dan tokoh masyarakat setempat, Yusran alias Adek yang menghubungi Serambi, sekitar pukul 21.30 WIB tadi malam mengatakan, hujan yang mengguyur wilayah itu terjadi sejak sore. Saat masuk waktu magrib, hujan tidak berhenti dan semakin lebat. Selepas shalat isya sekitar pukul 20.00 WIB tiba-tiba Krueng Ie Mirah meluap dan airnya langsung naik ke atas badan jalan nasional yang berada di pinggir sungai.

Hingga berita ini diturunkan tadi malam, air masih belum surut dan luapan air sungai masih sedang naik. Sungai yang meluap dengan arus yang sangat deras, membuat masyarakat cemas. Apalagi dalam waktu yang tak begitu lama, ratusan rumah penduduk yang ada di Dusun Kuta Malaka, Kubang Gajah, dan kawasan Komunitas Adat Terpencil (KAT) mulai dimasuki air. “Bahkan saat ini air rata-rata rumah penduduk terendam air mencapai 0,6 hingga 1,5 meter. Bahkan rumah saya sendiri sudah terendam air setinggi 1 meter,” kata Jismi.

Melihat air luapan sungai yang arusnya begitu deras membuat masyarakat sekitar Dusun Kuta Malaka--sekitar kawasan persimpangan jalan Terangon--tanpa dikomando langsung mengungsi ke masjid terdekat. “Sekarang ratusan warga dari anak-anak, orang tua, dan wanita sudah kita ungsikan sementara ke masjid dan tempat yang tinggi. Saat ini kami masih berada di masjid, sambil memantau setuasi air sungai,” katanya.

Pihaknya sangat mencemas kondisi warga yang berada di Dusun Kubang Gajah dan KAT, mengingat kawasan itu sangat rendah, sehingga luapan air sungai semuanya tertuju ke dusun tersebut. “Tapi tadi sudah saya instruksikan kepada kepala dusun supaya masyarakat tidur di atas atap rumah atau tempat yang lebih tinggi,” katanya.

Meski begitu, lapornya, sampai sejauh ini belum ada korban warga yang hanyut atau meninggal akibat banjir luapan air Krueng Ie Mirah itu. “Ini banjir terparah setelah kejadain banjir 2002 atau delapan tahun lalu,” katanya.

Banjir ini, katanya, diduga akibat ulah manusia yang telah merusak alam dengan membuka penambangan bijih besi di daerah itu. “Dulu akibat ada HPH kami menderita banjir. Kini akibat ulah penambang bijih besi yang membabat habis hutan dan mengeruk gunung sehingga tidak ada lagi kawasan serapan air. Kami minta penambangan bijih besi itu dihentikan saja daripada masyarakat terus menderita,” kata Yusra yang diamini Jismi. (sup)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar